Ada hal ganjil sekaligus menggelikan saat koalisi tolak perubahan
kurikulum 2013 membuka kurikulum inti dari Kementerian Pendidikan.
Pasalnya ada kesan dipaksakan saat beberapa nilai bermasyarakat
dimasukkan ke dalam ilmu pengetahuan alam.
"Kami menemukan kompetensi inti mengikat kompetensi dasar sehingga
lucu-lucu, dikatakan membiasakan jujur, disiplin dan bertanggung jawab
berkaitan dengan fungsi kuadrat. Memiliki ketangguhan diri dan konsisten
menghadapi masalah kehidupan sebagai gambaran fungsi trigonometri. Itu
pelajaran kelas 1 SMA," kata Retno Listyarti dari Federasi Serikat Guru
di ICW, Jakarta (15/2)
Sebagai guru, Retno mengaku merasa kebingungan karena tak ada instruksi
khusus. Apalagi sampai saat ini beberapa pedoman pendamping kurikulum
belum juga ada.
"Apa ini yang dianggap kurikulum hebat? Tinggal 4 bulan lagi tapi barang
enggak ada, tidak d dokumen kurikulum resmi. Tidak ada ketentuan
kurikulum, belum ada pedoman bimbingan dan penilaian. Tampak dipaksakan
untuk masuk dalam sistem ini. Kami sebagai guru bingung kalau kita
mengajarkan model begini," lanjutnya.
Hal senada diungkapkan pemerhati pendidikan Romo Benny Susetyo.
Menurutnya, ilmu alam tidak bisa disangkutpautkan seperti itu. Hal ini
menunjukkan Kemendikbud memang sengaja memaksakan meski kurikulum 2013
tidak jelas.
"Ini dilakukan tergesa-gesa dan menunjukkan ketidaksiapan. Melebur IPA
dan IPS itu memaksakan pluralisme ke dalam ilmu pengetahuan. Matematika
tidak bisa dikaitkan dengan keindonesiaan, justru itu menjadi bingung
dengan cara seperti ini. Perubahan kurikulum tidak jelas," tegasnya.
Diketahui, Juli nanti pemerintah tengah bersiap menerapkan Kurikulum
2013. Sebagai langkah awal SD kelas 1-4 kemudian akan diperluas dan
dilakukan bertahap ke semua jenjang pendidikan.
Salah satu konten kurikulum yang diubah adalah menyisipkan ilmu
pengetahuan satu ke ilmu pengetahuan lain. Selain itu untuk tingkatan SD
ada pelajaran bersifat tematik integratif sehingga tidak ada lagi
pelajaran IPA maupun IPS. Jika SD diperlakukan demikian, lain halnya
SMA, mereka tidak lagi dibagi dalam jurusan IPA, IPS maupun bahasa tapi
mereka dibebaskan memilih kelas layaknya mahasiswa perguruan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar